INDOZONE.ID - Para peneliti dari Universitas Kyushu Jepang dan Universitas Toronto Kanada, telah menemukan bahwa olahraga atau manipulasi genetik dapat membantu otak melupakan kenangan traumatis.
Penemuan tersebut dilaporkan oleh Molecular Psychiatry pada 8 Mei 2025 lalu, menyebutkan hal tersebut dapat menjadi solusi untuk mengatasi kondisi kesehatan mental, seperti gangguan stres pasca trauma (PTSD) atau kecanduan narkoba.
Dalam penelitian yang dilakukan pada tikus ini, Asisten Profesor Risako Fujikawa dari Fakultas Ilmu Farmasi Universitas Kyushu, mantan pembimbingnya Profesor Paul Frankland dari Universitas Toronto, dan anggota tim mereka termasuk Adam Ramsaran, berfokus pada bagaimana neurogenesis (proses pembentukan neuron baru) di hipokampus mempengaruhi kemampuan melupakan ingatan akan rasa takut.
Baca juga: 5 Saran Aneh untuk Atasi Jerawat yang Ternyata Hasilnya Ampuh, Diakui Expert
Wilayah otak ini sangat penting untuk memori, dan pembentukan neuron baru di sana tampaknya mengganggu sirkuit lama yang terkait dengan ketakutan.
"Neurogenesis penting untuk membentuk memori baru tetapi juga untuk melupakan memori. Kami pikir ini terjadi karena ketika neuron baru terintegrasi ke dalam sirkuit saraf, koneksi baru terbentuk dan koneksi lama hilang, sehingga mengganggu kemampuan mengingat memori," jelas Fujikawa seperti dilansir Science Daily, Rabu (25/6/2025).
"Kami ingin melihat apakah proses ini dapat membantu tikus melupakan memori traumatis yang lebih kuat juga," sambungnya.
Dalam studi tersebut, tikus yang diberi kejutan listrik menunjukkan perilaku mirip PTSD, termasuk rasa takut, cemas, dan penghindaraan.
Ketika diberi kesempatan untuk berolahraga, mereka menghasilkan lebih banyak neuron dan menunjukkan gejala trauma yang berkurang.
Mempercepat pertumbuhan neuron secara genetik juga membantu mengurangi memori ketakutan, meskipun tidak seefektif olahraga.
Tim juga menerapkan temuan ini pada kecanduan narkoba, dengan meneliti tikus yang dilatih untuk mengasosiasikan suatu ruangan dengan kokain berhenti menyukai ruangan tersebut setelah terjadi peningkatan neurogenesis.
Baca juga: Presiden Prabowo Subianto Minta Iran dan Israel Segera Cari Jalan Damai
Temuan ini menunjukkan bahwa pengobatan PTSD dan kecanduan narkoba di masa depan bisa difokuskan pada peningkatan proses "perombakan" otak, meskipun untuk saat ini, olahraga tetap menjadi alat yang kuat dan mudah dilakukan.
Seperti yang diketahui, PTSD merupakan kondisi kesehatan mental yang dapat dipicu oleh pengalaman traumatis, seperti bencana alam, kecelakaan, atau serangan.
Di seluruh dunia, sekitar 3,9 persen dari populasi manusia mengalami PTSD, dengan gejala yang jelas, seperti menjauh dari tempat atau orang yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis.
Sejauh ini, PTSD sering diobati melalui terapi atau pengobatan seperti antidepres
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: YouTube